Saturday, March 26, 2016



PRINSIP-PRINSIP PSIKODIAGNOSTIK

Psikodiagnostik itu memiliki beberapa prinsip dalam pelaksanaanya diantaranya yaitu:



Yang pertama, memberikan perlakuan yang sama pada semua individu yang hendak dites yang meliputi:



1.      Komunikasi atau interaksi yang sama antar klien dan psikolog.



  1. Situasi atau suasana  pengetesan yang sama (administrasi dan penyediaan lingkungan). Ada kesadaran individu untuk menjalani psikodiagnostik, sebab jika tidak ada kesadaran, tentulah hasilnya tidak sesuai dengan tujuannya.

  2. Tersedianya  sarana dan prasarana untuk pemeriksaan psikologis

  3. Biaya pemeriksaan terjangkau oleh klien.

  4. Dan psikolognya memang harus profesional untuk tugas tersebut dan mampu merahasiakan data klien.



Pelaksanaan psikodiagnostik sangat diperlukan kebijakan, artinya adalah  pemeriksaan psikolog sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemeriksaan tersebut. Sikap awal yang harus diambil adalah: menentukan, apakah suatu masalah membutuhkan pemeriksaan psikologis. Perlu menentukan metode yang cocok. Pemeriksaan individual atau kelompok. Perlu menentukan alat bantu untuk mengumpulkan data yang diperlukan.



 



Menurut aspek yang akan diperiksa, tentulah memerlukan strategi yang berbeda. Misalnya, untuk memeriksa aspek-aspek kognitif, memerlukan strategi pengujian. Tetapi pada aspek non-kognitif tidak perlu strategi pengujian, karena pemeriksaan aspek-aspek banyak kendalanya. Untuk pemeriksaan aspek non-kognitif diusahakan strategi lain misalnya dengan memakai tes situasi.



 



Cara melakukan tes situasi yaitu, klien ditempatkan pada situasi tertentu, yang diusahakan semirip mungkin dengan situasi nyata dalam kehidupan, dan kemudian mengalami bagaimana klien tadi bereaksi terhadap situasi tersebut.



 



Tetapi tes situasi ini memiliki kelemahan, yang diantaranya adalah



 



·         Tidak mungkin untuk membuat situasi yang mirip denga situasi senyatanya.



 



·         Memakai model penggantian, yakni pengalamatan perilaku diganti dengan pernyataan yang diungkapkan oleh klien melalui pertanyaan yang diungkapkan oleh klien melalui pertanyaan yang disediakan oleh psikolog. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disebut inventori. Memang, inventori tidaklah bebas dari kelemahan-kelemahan, tetapi pengetesannya jauh lebih praktis daripada tes situasi.



 



·         Memakai teknik proyeksi, yakni memajikan stimulus yang dapat merangsang pikiran dan perasaan klien. Teknik ini terkenal dengan nama teknik proyeksi. Perangsang-perangsang dalam teknik proyeksi berupa gambar-gambar yang tidak bermakna, misalnya bercak-bercak tinta yang dibuat oleh Herman Rorschach, lalu terkenal dengan nama Tes Rorschach. Murray membuat gambat-gambat berseri untuk diceritakan oleh klien. Gambar-gambar ini lalu terkenal dengan nama Tes TAT (Thematis Apperception Test).




 



 



 


·         Sumber:


Buku  Pengantar Psikodiagnostik. KiFudyartanta.



No comments:

Post a Comment