PRINSIP-PRINSIP PSIKODIAGNOSTIK
Psikodiagnostik itu memiliki
beberapa prinsip dalam pelaksanaanya diantaranya yaitu:
Yang pertama, memberikan perlakuan
yang sama pada semua individu yang hendak dites yang meliputi:
1.
Komunikasi atau interaksi yang sama
antar klien dan psikolog.
Situasi atau suasana pengetesan yang sama (administrasi dan
penyediaan lingkungan). Ada kesadaran individu untuk menjalani
psikodiagnostik, sebab jika tidak ada kesadaran, tentulah hasilnya tidak
sesuai dengan tujuannya.
Tersedianya sarana dan prasarana untuk pemeriksaan
psikologis
Biaya pemeriksaan terjangkau oleh klien.
Dan psikolognya memang harus profesional untuk tugas
tersebut dan mampu merahasiakan data klien.
Pelaksanaan psikodiagnostik sangat
diperlukan kebijakan, artinya adalah pemeriksaan psikolog sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan pemeriksaan tersebut. Sikap awal yang harus diambil adalah: menentukan,
apakah suatu masalah membutuhkan pemeriksaan psikologis. Perlu menentukan
metode yang cocok. Pemeriksaan individual atau kelompok. Perlu menentukan alat
bantu untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Menurut aspek yang akan diperiksa,
tentulah memerlukan strategi yang berbeda. Misalnya, untuk memeriksa
aspek-aspek kognitif, memerlukan strategi pengujian. Tetapi pada aspek
non-kognitif tidak perlu strategi pengujian, karena pemeriksaan aspek-aspek
banyak kendalanya. Untuk pemeriksaan aspek non-kognitif diusahakan strategi
lain misalnya dengan memakai tes situasi.
Cara melakukan tes situasi yaitu, klien
ditempatkan pada situasi tertentu, yang diusahakan semirip mungkin dengan
situasi nyata dalam kehidupan, dan kemudian mengalami bagaimana klien tadi
bereaksi terhadap situasi tersebut.
Tetapi tes situasi ini memiliki
kelemahan, yang diantaranya adalah
·
Tidak mungkin untuk membuat situasi
yang mirip denga situasi senyatanya.
·
Memakai model penggantian, yakni
pengalamatan perilaku diganti dengan pernyataan yang diungkapkan oleh klien
melalui pertanyaan yang diungkapkan oleh klien melalui pertanyaan yang
disediakan oleh psikolog. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disebut inventori.
Memang, inventori tidaklah bebas dari kelemahan-kelemahan, tetapi pengetesannya
jauh lebih praktis daripada tes situasi.
·
Memakai teknik proyeksi, yakni memajikan
stimulus yang dapat merangsang pikiran dan perasaan klien. Teknik ini terkenal
dengan nama teknik proyeksi. Perangsang-perangsang dalam teknik proyeksi berupa
gambar-gambar yang tidak bermakna, misalnya bercak-bercak tinta yang dibuat
oleh Herman Rorschach, lalu terkenal dengan nama Tes Rorschach. Murray membuat
gambat-gambat berseri untuk diceritakan oleh klien. Gambar-gambar ini lalu
terkenal dengan nama Tes TAT (Thematis Apperception Test).
·
Sumber:
Buku
Pengantar Psikodiagnostik. KiFudyartanta.
No comments:
Post a Comment